(Setiap) Hari Ibu
Tulisan ini pertama kali di buat saat momen hari ibu pada 22 Desember 2017. Saat itu ada sebuah kompetisi menulis dari salah satu media ternama dan untuk mencoba peruntungan saya buat tulisan ini. Empat tahun berlalu, meskipun juara tak di dapatkan namun tulisan ini layak di baca khalayak umum. Semoga ada pelajaran yang dapat diambil dari tulisan sederhana ini. Selamat menyusuri aksara-aksara indahnya.
Bercerita tentang ibu mungkin tak akan ada
habisnya, bahkan berjuta kalimat tak akan
mampu menuliskan betapa jasa seorang ibu yang tak bisa terbalaskan oleh
anak-anaknya. Kasih ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang jembatan
begitulah peribahasa berkata. Sebab sebesar apapun usaha kita sebagai anak akan
tetap tak akan bisa menggantikan semua perjuangan beliau. Dalam tulisan ini
saya akan menceritakan momen dimana saya menemukan arti dan berharganya kasih
dan sayang dari seorang ibu yang selalu menemani saya dimanapun saya berada,
juga doa-doanya yang menjadi perpanjangan tangan Tuhan untuk mewujudkan setiap
mimpi di dunia ini.
Tahun
ini adalah tahun pertama saya jauh dari kedua orang tua, ya tahun ini saya
menempuh pendidikan tinggi di sebuah perguruan tinggi negeri ternama yang
berada jauh dari kampung halaman saya katakanlah saya berada diluar kota.
Ekspektasi yang selama ini terbayang adalah betapa bahagianya ketika telah jauh
dari orang tua, bebas, mandiri, dan jauh dari aturan namun semua itu salah. Realita yang ada hanya membuat saya semakin merindukan ayah dan ibu entah
karena saya yang memang belum siap atau memang daya adaptasi saya yang masih
rendah. Idealis memang saya saat itu tak pernah memandang
jarak dan selalu berpikir semua akan baik-baik saja seiring waktu berjalan. Sedikit jauh dari orang tua tak mengapa karena dulu pun ketika saya ikut
berkemah pramuka saya juga bisa jauh dari orang tua. Nyatanya semua itu salah. Kini saya terikat dengan jarak, ruang, dan waktu. Saya harus sendiri di kota orang
sedang ayah dan ibu berada jauh dari saya, dari situlah kisah saya berlanjut.
Ibu,
seseorang yang tak pernah lelah mengingatkan anak-anaknya untuk selalu berharap
dan yakin untuk mewujudkan setiap mimpi-mimpinya. Walaupun sekedar membayangkan mimpi yang
sulit untuk terwujud, ibu selalu mengingatkan bahwa mimpi itu akan menjadi kenyataan
suatu hari nanti, dengan segenap doa dan usaha ibu selalu yakin bahwa
mimpi-mimpi yang telah tertulis pasti menjadi kenyataan dan hal itu memang
benar adanya. Apapun yang aku usahakan selama ini pun membuahkan hasil, aku
diterima di perguruan tinggi negeri yang aku dambakan selama ini walau dengan
perjalanan yang tak mudah. Petuah yang tak henti-hentinya diucapkan beliau
membawaku sekarang meraih mimpi yang lama aku cita-citakan.
Banyak
keajaiban yang ibu berikan padaku mulai dari hal-hal kecil maupun hal yang
terbesar disepanjang perjalanan hidup ini. Ketika ada kesulitan-kesulitan kecil
hanya dengan nasehatnya semua terasa ringan untuk diselesaikan pun begitu
ketika masalah datang ibu adalah orang pertama yang memelukku dan menguatkan
bahwa semuanya pasti akan berlalu. Begitu seterusnya yang selalu ibu lakukan
padaku hingga pada akhirnya kini aku pergi merantau untuk menuntut ilmu dan
jauh dari beliau. Entah apa yang membuat beliau yakin mengikhlaskan aku untuk
jauh darinya, mengepakkan sayapku hingga selebar ini dan belajar mendewasa
tanpa beliau didekat saya. Segala yang telah ibu berikan sangatlah berguna
untukku dan begitu terasa saat ini. Kemandirian, kedisiplinan, maupun kejujuran yang telah beliau
ajarkan dengan segenap cintanya, itulah mengapa diri ini tak pernah
henti-hentinya merindukan sosoknya
dikejauhan ini. Satu hal lagi yang begitu luar biasa darinya, tak pernah luput
waktu tanpa lantunan doa untuk putra putrinya, begitu kata beliau dari seberang
sana.
Bogor, 22 Desember 2017
Naimas- "Selamat Hari Ibu"
Komentar
Posting Komentar