"Berjudi" Nasib

    Pencapaian, kemenangan, kemudahan bahkan kebutuhan. Dari semua hal tersebut rekam perjalanan tiap manusia tentu berbeda. Ada yang mengatakan semua itu tergantung dimana kamu dilahirkan, bahkan ada juga yang mengatakan koneksimu terhadap seseorang turut memengaruhi. Namun bisakah seseorang memilih dilahirkan di keluarga seperti apa untuk menentukan nasib dan takdirnya?. Menentukan nasib dan takdir seakan menjadikan manusia masuk dalam sebuah permainan lotre yang mengandalkan "keberuntungan", bedanya lotre ini ada yang manusia bisa usahakan untuk diubah ada yang memang harus diterima dengan lapang dada, itulah beda nasib dan takdir. Nasib yang melekat masih bisa diusahakan beralih namun untuk takdir sejauh langkah kaki manusia akan tetap menghampiri juga.

    Dalam hidup hingga usia 22 tahun ini ada banyak orang yang saya temui dengan berbagai rekam jejak hidup berbeda-beda. Ada mereka yang dengan sekuat tenaga mewujudkan impiannya, dengan berbagai pengorbanan. Tipe ini biasanya terbiasa dengan setiap tantangan yang hadir. Mereka yang mendapatkan sesuatu dari bantuan orang lain, hidupnya dipenuhi kebergantungan (meski tak semua begitu). Mereka terbiasa mendapat keberuntungan dengan olah tangan orang lain entah karena memang mereka dibantu atau dengan sengaja mereka memintanya. Entahlah bagaimana tipe ini bertahan dalam lingkungan yang baru, apakah mereka tetap mencari inangnya atau berusaha yakin dengan kekuatan dirinya. Tipe yang ketiga ini mungkin adalah tipe yang (kadang) membuat jengkel, iri juga bisa sebab tanpa melakukan pengorbanan yang berarti mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan. Kedengarannya begitu sangat beruntung bukan, namun begitulah kelompok "hoki" ini.



                                             Foto oleh fotografierende dari Pexels

    Kembali pada "memilih" nasib dan takdir. Takdir tentunya sudah tak dapat diubah, ya bagaimana mungkin kita mengubah waktu kematian, jumlah rezeki, bagaimana kita terlahir dan pasangan hidup kita, semua itu telah dituliskan jauh bahkan sebelum kita dilahirkan. Dari dua ketetapan itu nasiblah yang masih bisa diubah dengan usaha ,doa,dan ikhtiar manusia. Ibarat sebuah arena "judi" begitulah permainan nasib. Seseorang mempertaruhkan sesuatu untuk mendapatkan "sesuatu" yang lebih banyak dari sebelumnya, namun untuk mendapatkan "sesuatu" itu mereka perlu meleparkan dadu atau menebak kartu yang akan menentukan hasil yang akan mereka terima. Untuk mereka yang (banyak) hoki, mereka jarang atau mungkin tak pernah merasakan arena pertaruhan ini. Rekam jejak mereka lebih mirip dengan arus sungai, berjalan begitu saja dan nantinya akan menemukan sendiri apa yang mereka inginkan.
    
    Adilkah? beberapa yang lain pernah bertanya seperti itu. Mereka yang tak berbuat apa-apa justru mendapat lebih dibandingkan dengan mereka yang telah bertaruh banyak, entah materi, waktu, ataupun tenaga. Mereka  menikmati rasa manis dan kenyaman dengan mudah tanpa perlu merasakan pahit terlebih dahulu. Namun Tuhan sungguhlah adil. Maha adil. Segala hal yang diberikan pada hamba-Nya tentulah telah diperhitungkan dengan presisi , tanpa cela. Rencana-Nya sungguh tak dapat hanya dipikirkan secara logika bukan? selalu ada kejutan, keajaiban pada akhirnya. Sesuatu yang (kadang) tak diduga-duga bisa saja terjadi.

    Bagaimana jalan yang ditempuh saat ini, itulah sebaik-baik jalan yang memang harus dilewati. Sama seperti dimana kita terlahir, pada keluarga apa kita dilahirkan mereka itulah keluarga terbaik untuk kita. Takdir memang tak bisa diganggu gugat. Ketetapan yang hakiki dari yang Kuasa. Namun masih ada satu ketetapan yang bisa kita usahakan, nasib. Garis keturunan  tidak bisa diubah, namun keluarga seperti apa yang akan kita bangun nanti masih bisa diusahakan, sebab satu-satunya hal dalam kehidupan yang boleh dijudikan adalah nasib, karena tak akan ada yang dimenangkan apabila tidak ada yang dipertaruhkan. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Amatir Asmara

JIWA KECIL YANG TERLUKA

Lingkaran Takdir