Amatir Asmara

 Mengingat tahun-tahun yang telah berlalu, 

soal asmara sepertinya masih dikatakan "amatir". Memang kapan manusia bisa disebut ahli dalam asmara?, bukannya soal cinta kita semua hanya pemula?. Sampai usia berapapun perkara cinta manusia hanya akan menjadi pembelajar sepanjang hayat. Bahkan ia yang mengaku paling paham tentang pasangannya tetap menjadi amatir ketika tahu tentang hal baru pada diri pujaannya.

Source: Dokumen Penulis

    Kali ini penulis kembali pada tahun yang telah lewat. Masa sekolah yang telah usai pun fase remaja yang mulai mereda. Masa-masa puber yang menjadi sebuah keniscayaan, mengenalkan satu rasa yang cukup awam "ketertarikan pada lawan jenis", atau penulis sebut "jatuh cinta". Perjalanan mengenal CINTA membuat penulis belajar banyak sekali hal baru. Belajar tentang kecewa, merelakan, mengalah, bekerja sama, bersabar, dan mengendalikan perasaan bersamaan dengan logika.

    Bodoh akan cinta juga pernah dilewati. Mengenal orang yang salah, memendam bom waktu, mencintai namun harus melepaskan, dan banyak lainnya. Semua menyadarkan bahwa soal cinta semua hanya akan menjadi pemula. Selama apapun waktu mengenal pasangan pada akhirnya cangkir yang digenggam harus tetap dikosongkan. Karena setiap bertemu pasangan rasanya selalu ada hal baru yang dia bawa dan menjadi bahan pembelajaran baru. Rindu bahkan selalu ada meskipun raga teramat dekat sebab rindu ada karena hati yang saling tertaut bukan?

    Kebodohan soal cinta. Barangkali tanpa melewati masa kebodohan itu tak akan terbangun cinta yang membangun dan bijaksana. Kebodohan mencintai orang yang tidak mencintai kita misalnya, atau mencintai seseorang yang tidak bersyukur akan hadirnya kita, atau jatuh cinta diam-diam, atau mungkin mencintai dia yang jauh dari jangkauan. Banyak hikmah dari semua kebodohan yang telah dilewati. Lalu, rasa syukur yang amat besarpun lahir setelah akhirnya Tuhan mempertemukan kita dengan seseorang yang mencintai kita dg setulus hatinya. Awal-awal rasanya masih asing. "Apakah ini rasanya dicintai oleh orang yg juga mencintai?"

    Rasa tidak percaya dan 1001 kata mencoba meyakinkan, memang inilah sewajarnya asmara yang sehat. Mencintai dan dicintai dengan hati yang bersih dan niat yang tulus. Tak meminta lebih. Tak menuntut apapun selain saling belajar menjadi diri yang lebih baik dari sebelumnya. Percaya bahwa cinta yang sehat dibangun dari dua jiwa yang utuh bukan separuh. Sebab, 

TRUELOVE IS TEAMWORK

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jalan Panjang

Lingkaran Takdir